Monday, October 30, 2017

HUNGER (Rasa Lapar)
Penulis: William Dalphin

Spoiler for Chapter 2 - HUNGER (RASA LAPAR):
Sebagai seorang dokter ahli jiwa, aku terikat dengan kerahasiaan antaraa dokter-pasien dan tidak diperkenankan memberitahukan pada siapapun mengenai kondisi pasien-pasienku. Namun kali ini, aku merasa perlu untuk menceritakannya. Cerita ini, tanpa perlu kuragukan lagi, adalah pengalaman paling menakutkan yang pernah kualami sepanjang praktekku sebagai psikiater.

Kisah ini terjadi tahun 2009 dan jadwalku saat itu sedang longgar. Aku sedang menghabiskan makan siangku ketika aku mendapat telepon dari kolegaku yang membuka praktek di gedung yang sama denganku. Kadang kala kami memang sering mengirimkan pasien satu sama lain apabila salah satu dari kami sedang sibuk.

“Hei, apa kau sedang sibuk? Aku ingin mengirim seseorang kepadamu.” katanya.

“Tidak kok. Bagaimana detail pasiennya?”

“Gangguan pola makan. Ibunya sangat khawatir sehingga mengirimnya kepadaku.”

Gangguan pola makan. Hmm ... itu kasus yang tidak terlalu menyenangkan. Sebenarnya aku pernah memiliki pasien penderita bullimia yang muntah di kantorku selama terapi. Aku melirik jadwalku sejenak. Yah, kurasa aku bisa menerimanya.

“Oke, kirim dia!”

“Thanks. Aku kirim dia sekarang.”

Aku mencoba merapikan mejaku dan menunggunya. Setelah 10 menit menanti, aku mulai tak sabar dan keluar untuk mencarinya. Ketika aku sampai di lorong, kulihat ada kerumunan orang berdiri di depan elevator. Mereka saling bercakap-cakap satu sama lain, seperti mendiskusikan sesuatu.

“Ada apa ini?” tanyaku.

“Lift-nya macet.” jawab salah satu dari mereka.

Sial, pasti dia terjebak di dalamnya.

“Di lantai berapa?”

“Di antara lantai 10 dan 11.”

Yup, pasti ia ada di dalamnya. Kantor rekanku itu berada di lantai 10, sekitar 3 lantai dari sini. Menurut pengalamanku, bisa sejam hingga operator bisa memperbaiki lift ini. Aku harap dia tidak klaustrofobia. Kembali ke kantorku, aku lalu menelepon rekanku.

“Bagaimana?’ jawab kolegaku di dalam telepon.

“Ia terjebak di dalam lift.”

“Benarkah? Gadis yang malang” ia tertawa.

“Siapa namanya?”

“Amelia,” ia mencoba mengingat, “Amelia D-sesuatu ...”

“Oke, thanks. Bagaimana jika kita minum sehabis pulang kerja, lalu kita bisa bertukar opini mengenai kasusnya.”

“Oke, dia itu ...”

“Eits, jangan katakan dulu. Aku ingin membentuk opiniku sendiri tanpa ada pengaruh darimu, oke?”

“Oke.”

Ternyata benar dugaanku, baru sejam kemudian, aku mendengar sorakan dari ujung lorong. Itu tanda lift itu akhirnya bekerja kembali.

Aku harus memastikan ia baik-baik saja. Kemudian aku kembali bergabung dengan kerumunan orang-orang di depan lift.

Ada lebih banyak orang ketimbang tadi sehingga aku tak bisa melihat pintu lift dari balik punggung mereka. Namun aku mendengar suara berdenting yang menandakan lift itu berhenti di lantai kami dan suara bergeser ketika lift itu membuka.

“Holy shit!” seseorang langsung berteriak.

Orang-orang mulai menjauh dari depan lift. Aku mencoba maju mendesak tubuh orang-orang di depanku karena ingin melihat apa yang ada di dalam lift. Begitu aku mendekat, aku mulai mencium bau ini. Baunya seperti membuka kamar apartemen dan seseorang yang belum mandi selama bertahun-tahun keluar. Bau itu mengalir keluar dari dalam lift dan membanjiri sepanjang lorong. Seorang pemuda berpakaian jas langsung menutup mulut dan hidungnya dengan sapu tangan. Akhirnya aku bisa melihat dengan jelas apa yang membuat reaksi orang-orang seperti itu.

Wanita di dalam lift itu sama sekali tak seperti yang aku bayangkan. Ia mengalami obesitas yang sangat parah, ia terlihat berbobot sekitar 200 kg. Wajahnya benar-benar tambun hingga matanya hampir tak terlihat, hanya tampak seperti dua titik hitam di atas pipinya. Ia memiliki rambut cokelat yang keriting.

Mulutnya tertutup oleh sesuatu yang tampak seperti saus barbekyu yang penuh minyak. Bahkan masih ada sisa tulang di sudut mulutnya. Ia menggerakkan tangan gemuknya untuk membersihkan serpihan di bajunya, sisa makanan. Ia terlihat seperti habis dari bufet all-you-can-eat dengan berbagai menu daging. Terpegang erat di salah satu tangannya adalah sebuah tas plastik hitam besar, seperti sebuah plastik sampah. Ketika ia menggerakkannya, apapun yang ia simpan di dalamnya tampak teraduk-aduk. Bau busuk itu rupanya tak keluar dari badan wanita itu, melainkan dari dalam plastik sampah itu.

Wanita itu berjalan keluar dari lift. Mata dan hidungnya penuh dengan air mata dan lendir yang terus mengalir. Aku justru maju ketika orang-orang lain mundur karena ketakutan.

“Amelia?” aku bertanya kepadanya.

Ia menatapku dengan matanya yang kecil bak manik-manik. Pipinya belepotan dengan noda sampah merah yang bercampur dengan air mata. Ia mulai membuka mulutnya dan aku sempat berpikir bahwa ia akan memuntahkan seluruh barbekyu yang ia lahap ke arahku.

“A ... aku tadi lapar ...” ia berkata dengan aksen Selatan yang tergagap.

Pria berpakaian jas tadi bergidik karena bau napas wanita itu dan segera melangkah pergi.

“Tidak apa-apa,” aku mencoba meraihnya untuk menolongnya, “Apa kau ingin membicarakannya di kantorku?”

Melihatku mencoba meraihnya, ia mengenggam lebih erat tas plastik hitam besar dan memeluknya di depan dadanya. Isinya menimbulkan suara yang membuatku muak. Aku bisa merasakan makan siangku tadi naik ke belakang tenggorokanku.

“Apa itu milikmu?’ tanyaku, “Aku takkan mengambilnya.”

Ia mulai menangis. Suara cukup membuatku ngeri, seperti suara babi mengikik. Jujur, aku tak mau menyentuhnya. Aku ingin kembali ke kantor, mengunci pintuku, dan berpura-pura tak pernah menerima pasien sepertinya. Bau dan tumpahan apapun yang ada di dalam tasnya bisa mengendap di dalam kantorku selama berminggu-minggu. Namun tetap saja, ia adalah manusia dan ia membutuhkan bantuanku. Aku tak bisa begitu saja memalingkan muka.

“Kantorku tak jauh dari sini. Mengapa kau tak ikut denganku ke sana?” aku mulai berjalan. Di benakku, jika saja ia tak mengikutiku, malah bagus. Ia bisa kembali ke apartemennya yang kemungkinan besar penuh dengan kecoa dan feses dan siapa tahu kotoran-kotoran memuakkan lainnya, dan aku akan mencari pasien lain.

Namun ia mengikutiku, dengan langkah tertatih-tatih. Aku membuka pintu untuknya dan ia masuk dengan lemak pada tubuhnya bergoyang-goyang. Ia masih memegang kantong sampahnya dengan jari belepotan saus barbekyu sambil sesekali bersendawa. Ia kemudian hanya berhenti di tengah ruangan kantorku.

“Lift ... litnya tadi macet ...” ia bergumam.

“Ya, saya tahu. Saya ikut prihatin. Saya harap anda baik-baik saja. Tapi untung saja anda membawa sesuatu untuk dimakan, bukan?”
Ia mulai menangis lagi, sambil meremas kantong sampahnya, yang aku takutkan akan meledak dan menumpahkan seluruh isinya yang entah-hanya-Tuhan-yang–tahu ke atas karpetku. Ia mengangguk ketika wajahnya memerah dan air mata mengalir deras seakan keluar dari tiap pori-pori wajahnya.

Aku kemudian mengambilkannya tisu dan ia mengambilnya, tetap sambil mengenggam erat tas sampahnya, seakan takut aku akan mencurinya.

“Apa anda ingin saya untuk memeganginya sebentar?” tanyaku sambil berdoa dalam hati agar ia mengatakan tidak.
Ia menggeleng. Syukurlah.

“Apa yang ada di dalam sana?” aku menunjuk ke kantong plastik besar yang dipegangnya.

Ia gusar dan mendengus, mencoba menyedot kembali semua cairan kembali ke dalam wajahnya. Dengan menggunakan satu tisu, ia menyapu seluruh wajahnya, hingga meratakan noda merah di mulutnya ke penjuru wajahnya.

“Sisa ... sisa makanan ...” ia menjawab dengan terbata-bata. Dadanya tampak naik turun dan ia mulai terisak kembali. Wajahnya kini serupa dengan air mancur. Aku mulai merasa kasihan padanya. Ia tampak sangat menderita.

“Lihat,” kataku, “terjebak di dalam lift sungguh adalah sebuah pengalaman traumatis.”

Isakannya mulai terdengar melengking.

“Jadi kenapa kita tidak tunda saja pertemuan kita sampai Anda merasa tenang.”

Ia berusaha menjawab di tengah isakannya, “An ... Anda ingin bertemu saya?”

“Ya, hanya bukan hari ini. Mengapa Anda tidak pulang dulu saja dan mencoba santai. Saya tidak berpikir Anda dalam mood yang tepat untuk membicarakan semua permasalahan Anda. Namun saya sangat ingin menolong Anda. Jadi, mari kita jadwalkan kembali pertemuan kita untuk minggu ini. Bagaimana menurut Anda?”

Aku berjalan kembali ke mejaku dan mengambil kartu nama. Mulutnya masih gemetar dan tampaknya ia sebentar lagi akan menjadi tumpukan lendir yang menjerit gila-gilaan. Namun ia justru tampak lebih tenang dan mengangguk, kemudian mengambil kartu namaku dengan jari-jari yang masih mengenggam tisu yang lengket dan basah.

“Te ... terima kasih ...” ia berkata. Aku hampir tak bisa membaca wajahnya. Seluruh mukanya tampak merah, bengkak, dan basah sehingga ia hampir tanpa ekspresi.

“Apa Anda mau saya menemani Anda hingga ke lobi?” tanyaku, “Untuk berjaga-jaga seandainya lift macet lagi. Namun menurut saya, seharusnya lift-nya baik-baik saja sekarang. Anda tak perlu takut.”

Ia menggeleng, “Itu ... sepertinya bukan ide ... yang bagus ...”

“Oke.”

Dan dengan itu, ia berpaling dan keluar dari kantorku dengan langkah lamban dan malas. Bersamanya, tas hitam dengan isinya bergoyang-goyang mengikuti langkahnya, membawa pergi segala aroma busuk, jorok, dan tak mengenakkan dari dalamnya. Aku menghela napas dengan lega ketika ia menutup pintu dan menghilang di baliknya.

Ia tak pernah meneleponku kembali.

Seminggu kemudian, aku sedang minum-minum bersama kolegaku di lantai bawah. Kami sedang santai, menikmati beberapa cangkir minuman, dan tiba-tiba aku teringat padanya.

“Oh, ngomong-ngomong terima kasih.” kataku.

“Untuk apa?”

“Amelia.”

“Siapa?”

“Amelia. Gangguan pola makan, ingat? Minggu lalu kau mengirimnya kepadaku.”

“Oh ya, aku ingat. Yang terjebak di dalam lift. Bagaimana keadaannya?”

“Ia benar-benar seperti kapal menunggu karam. Terisak terus-menerus dan hampir histeris. Aku memintanya menjadwalkan kembali pertemuan kami, namun ia tak pernah menelepon untuk membuat perjanjian.”

“Apa kau sudah berbicara dengan ibunya?”

“Tidak. Aku sama sekali tak mendapatkan informasi sedikitpun darinya. Tapi aku memberikannya kartuku.”

“Bagaimana pendapatmu mengenai dirinya?”

“Ketergantungan pada makanan. Kasus klasik.” jawabku, “Benar-benar pemakan lahap. Wajahnya benar-benar ...”

“Bukan, bukan ibunya. Maksudku Amelia.”

“Apa?”

“Bagaimana pendapatmu mengenai Amelia?” ulangnya.

“Aku sudah mengatakan padamu apa pendapatku.”

“Amelia, gadis kurus kering berusia 12 tahun itu, kau pikir ia adalah pemakan lahap?”

“Apa, tidak ... itu ...”

Dan tiba-tiba aku tersadar.

“Apa ibunya bersamanya saat itu?”

“Ya, aku mengirim mereka berdua kepadamu.”

“Dan mereka berdua terjebak di dalam lift bersama-sama?”

Ia menatapku dan mimik wajahnya langsung berubah.

Tak perlu kukatakan lagi, aku tak pernah lagi bertemu lagi dengannya. Amelia D-sesuatu. Atau ibunya, wanita penderita obesitas yang tak bernama yang kutemui di luar lift pada hari itu. Wanita yang beraroma seperti kematian, tertutup oleh yang kupikir saus merah, dan membawa tas sampah berisi sisa-sisa makanan.


sumber : www.kaskus.co.id

Saturday, October 28, 2017

SEGERA DATANG TTS BERHADIAH PULSA 10.000

tanpa registrasi tanpa tipu tipu, anda hanya perlu share blog ini di medsos anda dan jawab pertanyaanya maka pulsa 10.000 akan meluncur ke penjawab pertama yang memenuhi syarat

TUNGGU DULU

BUKAN SEKARANG HEHEHE

MUNGKIN BESOK, SISTEM SEDANG DIPERBAIKI
Malem semuanya udah lama nih nggak buka blog karena kesibukan kuliah

ya mungkin ini ga ada hubunganya dengan wisata ke klaten, tapi kalian warga klaten atau indonesia pada umumnya jengah juga kan dengan pemberitaan tentang politik yang penuh kontroversi dan hoax yang bertebaran

but wait

Kalian boleh benci politik tapi jangan anti politik karena kita bisa hidup bebas, makan enak, dan dapat kebut kebutan dijalan tanpa ditembaki AK47 itu juga karena hasil dari proses politik

Okeee sebisa gue gue nggak akan nulis SARA walaupun kadang suka khilaf apalagi kalo udah lihat Jonru si Provokator, Hadeeeh  serasa ingin ngomong kotor kotor kotor kotor

skiiippp

Oke mari kita mulai melihat garis besar politik di negeri kita tercinta ini, dan membicarakanya secara santai Hhhmmm apa ya Hoax yang belakangan ini sering Kalian dengar

1. Bapak Jokowi

Yuppp jika kalian pengguna facebook pasti udah hafal dengan hoax yang selalu menimpa presiden kita tercinta ini, mulai dari isu SARA seperti mempertanyakan keislaman bapak jokowi, menuduhnya anti islam, hingga tidak beragama karena beraliran KOMUNIS, hadeeehhh tentu saja bagi orang yang berpikiran cerdas berita HOAX tersebut tak lebih dari sekedar BULLSHIT pengantar tidur

2.China

Yaaa ini tentu yang membuat gue merasa sedih bukan karena gue keturunan tionghoa, bokap nyokap gue dari jawa, tapi gue memiliki banyak teman yang merupakan keturunan orang tionghoa, dan loe tau sendiri lah kira kira gimana perasaan mereka, biasanya isu yang muncul adalah Indonesia dikuasai china, serbuan tenaga kerja asing, orang cina anti agama, China menyebarkan KOMUNISME dll. coba loe lihat ke kanan kiri loe dulu sebelum loe menilai apa yang loe lihat di sosmed.

3.Komunis

nahhh kalo isu ini nggak bisa dilepaskan dari dua isu sebelumnya, ada sebuah anekdot "T4I ITU MENJIJIKAN TAPI POLITIK LEBIH MENJIJIKAN", atau ibu tiri itu kejam tapi lawan politik lebih kejam. Meskipun 2019 masih lama tapi lawan politik yang nggak bisa move on dari pemilu 2014 sudah melancarkan beberapa pelurunya untuk menggoyang masyarakat dengan isu isu agar bisa menurunkan pamor penguasa.
dan tentu saja mengingat sejarah bangsa kita tercinta ini, isu KOMUNISME tentu sangat manis untuk dihembuskan dan dicocokmologikan dengan suku, ras dan agama. untuk contohnya silahkan baca lagi poin 1 dan 2 hahahahaha

asal kalian tau saja kenapa ajaran komunis dulu bisa berkembang di indonesia karena dulu banyak orang indonesia yang "bodoh" dalam artian tidak mengerti apa itu politik, jangankan politik, baca tulis saja mereka nggak bisa, dan alasan kenapa dulu partai komunis itu bisa mendapat suara yang banyak karena mereka menggunakan pendekatan ke bawah dengan pertunjukkan seni dan lainya yang disukai masyarakat, tentu paham ini sudah tidak relevan dengan zaman globalisasi sekarang ini dimana orang indonesia sudah "Pintar", dan melek politik

Jadi jangan bandingkan masa kuda gigit besi dengan masa kuda main android tentu sangat tidak relevan,

oke cukup untuk pembukaan nya ya

besok kita bahas lebih mendalam sekarang ngopi dulu

Saturday, September 9, 2017

 
Taman Lampion, itulah nama sebuah taman di Klaten tepatnya di Kelurahan Bareng Lor, Klaten Utara, Klaten. Terletak sekitar 200 meter saja di samping jalan utama Klaten-Jogja. Tadinya saya pikir ada banyak lampion di taman ini sesuai namanya, tapi ternyata ini adalah taman biasa pada umumnya, hanya dengan konsep Chinese. 

Hal itu ditunjukkan dengan banyaknya bangunan di taman ini dengan warna merah dan desain khas Cina. Taman dengan luas lebih dari satu hektar ini rencanannya juga akan dilanjutkan pembuatannya dengan ditambahkan embung. 

Taman ini tergolong baru karena baru dibangun tahun 2014 lalu, sehingga bangunan masih kokoh dan juga pohon-pohon yang belum begitu tinggi. Sehingga masih snagat bagus saat dikunjungi di sore hari, kita bisa melihat hampir seluruh luas taman karena tidak terhalang pohon besar. Disini juga rumput-rumput tumbuh dengan rapi, sehingga kita bisa menikmati taman dengan lesehan di rumput.
 
 
Di tengah taman terdapat kolam bertingkat dengan dilengkapi air mancur di sekelilingnya, airnya pun masih jernih dan segar. Sekelilng air mancur dibangun Jogging Track atau Walking Track untuk kita yang akan berkeliling taman. Desain dari lantainya pun cukup bagus rapi dan modern.

Masuk taman ini tentunya gratis, dan hanya membayar biaya parkir kendaraan saja untuk motor hanya Rp 2000 per motor. Disini kita tidak hanya piknik atau  bersanai saja, tetapi juga bisa mengabadikan moment-moment menarik kalian dengan sahabat, keluarga atau pasangan tentunya.
 
 
Taman ini sebenarnya berada di dekat rumah susun sewa dengan dua tower yang mirip, serta terdapat gapura ala Chinese untuk masuk ke komplek Rusunawa dari taman ini. Memang paling tepat untuk bersantai disini adalah sore hari, selain tidak panas, sore hari juga bisa kalian manfaatkan untuk sekedar bersantai dari kesibukan siang hari itu.

JAdi, jika kalian ke Klaten kota, tidak ada salahnya untuk mampir kesini, taman yang cukup rapi dan desain yang cukup bagus. Tapi tetap jaga pohon-pohon dan jangan membuang sampah sembrangan ya untuk menjaga kebersihan taman demi kenyamanan bersama. Selamat berpiknik ria..

wisata unik yng ada di Kabupaten Klaten yng telah tidak sedikit dikunjungi wisatawan. Tempat wisata unik ini merupakan Warung Apung Rowo Jombor Klaten. Warung Apung Rowo Jombor Klaten era ini menjadi saah satu wisata air unggulan di Kabupaten Klaten. Pada hari Minggu serta hari libur ramai sekali warga Klaten serta sekitarnya yng menyempatkan datang bagi atau bisa juga dikatakan untuk menikmati wisata masakan sajian masakan air tawar di Warung Apung Rowo Jombor Klaten.


Ada Apa Saja di Rowo Jombor ?

 

Semisal yng sudah disebutkan diatas bahwasanya Rowo Jombor adalah sebuah cekungan ataupun rowo yng dikembangkan menjadi obyek wisata daerah. Dahulu Rowo Jombor cuma dimanfaatkan menjdai penampung air. Lantas dikembangkan menjadi tempat wisata yang dengannya cara membuat gethek (perahu penumpang dari bambu) di rowo serta masyarakat bisa membayar sejumlah uang andai ingin menaikinya. Sesudah itu Rowo Jombor dikembangkan lagi yang dengannya membuat warung apung, yaitu tempat makan yng terapung di atas rowo. Warung apung ini jumlahnya puluhan serta masing-masing mempunyai nama tersendiri. Pembangunan warung ini dari rangkaian bambu serta dibawahnya dipasang drum agar bisa terapung. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk menuju warung apung yng terdapat ditengah ini, pengunjung bisa menaiki perahu khusus yng berjalan yang dengannya cara ditarik pekerja khusus


 Bagaimana yang dengannya makannya ? Pastinya enak donk. Di warung apung Rowo Jombor kamu bisa menikmati banyak sekali masakan dari ikan air tawar semisal lele, nila, gurameh, bawal dll. Masak nya pun bisa di goreng, bakar ataupun asam manis. Selain menikmati masakan, pengunjung bisa pun memancing di warung apung Rowo Jombor. Tarif memancing gratis, namun kalau bisa ikan Perlu dibeli ya, lantaran ikan yng ada di sekitar warung merupakan ikan punyai pemilik warung. Sengaja diternak bagi atau bisa juga dikatakan untuk tujuan pemancingan. Akan tetapi bagi yng benar benar gratis, mampu aja sih, namun memancingnya di pinggir rawa, lepas dari daerah warung apung rowo jombor.

 

Informasi Umum

Wisata Riverboarding di Kali Pusur Klaten Jawa Tengah adalah salah satu tempat wisata yang berada di Desa Kali Pusur, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Indonesia. Wisata Riverboarding di Kali Pusur Klaten Jawa Tengah adalah tempat wisata yang ramai dengan wisatawan pada hari biasa maupun hari liburan. Tempat ini sangat indah dan bisa memberikan sensasi yang  berbeda dengan aktivitas kita sehari hari.

Wisata Riverboarding di Kali Pusur Klaten Jawa Tengah memiliki pesona keindahan yang sangat menarik untuk dikunjungi. Sangat di sayangkan jika anda berada di kota Kendal tidak mengunjungi Wisata Riverboarding di Kali Pusur Klaten Jawa Tengah yang mempunyai keindahan  yang tiada duanya tersebut.
Wisata Riverboarding di Kali Pusur Klaten Jawa Tengah  sangat cocok untuk mengisi kegiatan liburan anda, apalagi saat liburan panjang seperti libur nasional, ataupun hari ibur lainnya.  Keindahan Wisata Riverboarding di Kali Pusur Klaten Jawa Tengah ini sangatlah baik bagi anda semua yang berada di dekat atau di kejauhan untuk merapat mengunjungi tempat Wisata Riverboarding di kota Klaten.

Daya Tarik

 

Wisata Riverboarding di Kali Pusur Klaten Jawa Tengah merupakan tempat wisata yang harus anda kunjungi karena pesona keindahannya tidak ada duanya. Penduduk lokal daerah Wisata Riverboarding di Kali Pusur Klaten Jawa Tengah juga sangat ramah tamah terhadap wisatawan lokal maupun wisatawan asing. Kota Kendal juga terkenal akan Wisata Riverboarding di Kali Pusur Klaten Jawa Tengah yang sangat menarik untuk dikunjungi.

Wisata Riverboarding di Kali Pusur Klaten Jawa Tengah merupakan melakukan river boarding di Sungai Pusur. Aliran sungai yang banyak batunya menjadikan tantangan tersendiri bagi para pengunjung. Pasalnya, saat riverboarding anda dapat merasakan keseruan di atas papan riverboarding yang dinaikinya. Keseruan itu saat bisa melenggak-lenggok terbawa arus air yang deras.

Wisata Riverboarding tersebut awalnya dari hobi dari salah satu komunitas pecinta alam, Pasmaja. Namun kemudian berlanjut menjadi wisata yang dikomersialkan. Meskipun baru dimulai 2012 lalu, namun berbagai wisatawan dari luar Klaten tidak sedikit yang telah mencobanya. Tridoyo Suryo Saputro, salah satu pengurus dari wisata tersebut, mengatakan medan riverboarding di Kali Pusur tersebut tepat diperuntukkan bagi pemula.

Fasilitas

 

Wisata Riverboarding di Kali Pusur Klaten Jawa Tengah bisa dibilang sebuah wisata alam yang memiliki beberapa akan fasilitas dan pelayanan di antaranya sebagai berikut :

- Area Parkir kendaraan

- Tempat Istirahat

- Kamar mandi / MCK

- Warung Makan

- dan masih banyak lainya

Mudik ke Solo sekalian jalan-jalan? Mampirlah ke Klaten. Kota kecil ini selain sejuk juga punya beragam kuliner unik. Setelah dimanjakan pemandangan sawah menghijau, jangan lupa bawa pulang keripik paru, belut goreng atau cakar ayam goreng.

Tak sampai sejam berkendara, pemandangan saawah menghijau terbentang di sepanjang jalan. Klaten memang terkenal sebagai gudang beras Jawa Tengah yang sebagian besar dihasilkan oleh daerah Delanggu. Beras menthik dan rojolele yang berkualitas juga dihasilkan dari wilayah ini.

Meskipun keripik paru gampang didapat di Yogya, Solo atau Semarang, tak afdol jika tak mampir ke tempat asalnya, Bu Mangun. Tokonya terletak di gang mungil Latar Putih, di Jalan Rajawali. Karenanya dikenal dengan sebutan Keripik Paru Latar Putih.

Tampilan tokonya sederhana, tak beda dengan rumah lain di sekitarnya. Ada beberapa rumah yang berjualan oleh-oleh serupa di gang ini. Produk penganan yang dijual juga tak jauh beda. Meskipun beberapa tidak membuat sendiri.

Karena paling lama dan sudah terkenal, tak sulit menemukan toko bercat hijau tua ini. Keripik paru, belut goring dan cakar ayam goring jadi andalan di toko ini. Tampak kesibukan menimbang dan mengemasi keripik paru yang kemudian dikemas dalam kardus-kardus besar.

Dibandingkan dengan keripik paru yang lain, buatan bu Mangun ini irisan tipis paru sapinya tipis. Biasanya tak ada bagian keras yang disertakan. Dibalut adonan tepung beras yang diberi bumbu hingga rasanya gurih renyah dengan sedikit aroma ketumbar dan bawang putih.Per kilogram keripik paru ini dijual Rp. 120.000 per kilogram dan per kemasan Rp. 30.000 beratnya 250 gram.

Tak beda jauh dengan belut goreng tepung. Karena wilayah Klaten banyak sawah maka banyak belut dibiakkan di pematang sawah. Belutnya kecil dan ramping.Belut mungil ini digoreng utuh dengan balutan adonan tepung yang renyah gurih. Per kilogram dijual dengan harga Rp. 110.000. Keripik paru dan belut goreng ini paling enak dinikmati sebagai teman makan soto atau pecel komplet. Kriuk, krenyes gurih!

Tentu saja oleh-oleh khas ini sayang kalau tak dibawa pulang. Apalagi harganya relatif lebih murah. Pasalnya produk bu Mangun ini dikirim ke beberapa kota di Jawa termasuk Jakarta. Kalau tak mau repot, minta saja dikemas dalam kardus. Kardus tebal disediakan gratis, juga akan dikemas rapi lengkap dengan ikatan tali raffia untuk menenteng.

Ibu Mangun
Sedia Keripik Paru, Belut, Abon, Dll
Gang Latar Putih 15 Bareng
Klaten
Telpon: 0272-324256, 085643150599
 
Jawa tengah memang lebih dikenal sebagai surganya kuliner karena berbagai macam jenis makanan tradisional ada disini. Bahkan jika ingin mengenal lebih dekat identitas budaya bangsa, maka cobalah untuk mencicipi portal kuliner di wilayah Jawa Tengah khususnya Klaten. Meski tak seterkenal Jogjakarta ataupun Semarang, namun Klaten memiliki banyak sekali makanan khas yang unik dengan cita rasa yang berbeda.
 
Jika Anda gemar berwisata kuliner, luangkan waktu Anda untuk sejenak ke kota Klaten, Jawa Tengah. Dan coba mampir mengunjungi Resto Swike Bu Reso.
Mungkin daging sapi, kambing ataupun ayam sudah biasa Anda konsumsi. Namun pernahkah Anda mengonsumsi daging kodok? Faktanya katak memang bisa dikonsumsi bahkan banyak sekali penggemar kuliner yang tergolong cukup ekstrim ini. Tidak semua jenis kodok bisa dimakan dan hanya kodok berjenis montok saja yang bisa diolah menjadi bahan makanan.
 
 Dan di Klaten ada sebuah warung yang memiliki menu andalan kodok yang disebut swike dengan nama Warung Swike Bu Reso. Letaknya berada di belakang plasa Matahari atau di belakang Bank BRI cabang pasar Klaten, Karangduwet, Mojoyan. Warung ini menyediakan berbagai macam olahan daging kodok dengan berbagai macam rempah-rempah sehingga sajian yang ekstrim ini berubah menjadi begitu nikmat.
 
Swike dengan bahan daging kodok dengan paha montok yang dibumbui dengan rempah-rempah dan juga bumbu tauco yang begitu wangi dan gurih dengan macam masakan yang beraneka rasa.
 
Bumbu swike nyemek dengan kuah kecap kecoklatan maupun Swike godhog-kuah, sangat menggoda lidah Anda.
Dilengkapi dengan sambal bawang-cabe rawit irisan acar mentimun menambah dahsyat  rasanya. Sebagai pelengkap tersedia juga menu Swike goreng tepung maupun goreng mentega dan juga telur katak goreng. Hmm ngeliatnya aja udah pengen banget nyobain nih.
Untuk menikmatinya, lebih nikmat ditemani dengan nasi putih. Anda tertarik? Luangkan waktu Anda sejenak untuk mampir ke Warung Swike Bu Reso.
 
 


Emping adalah sejenis makanan ringan yang terbuat dengan cara menghancurkan bahan baku (biasanya terbuat dari biji melinjo) hingga halus kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari.
Pembuatan emping melinjo diawali dengan menyangrai melinjo, kemudian dikupas dan ditipiskan dengan sejenis palu dari batu. Makanan ini banyak dihasilkan oledih pengusaha kecil, biasanya emping melinjo diproduksi oleh industri daerah misalnya di Kabupaten Klaten, Kabupaten Batang,Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Yogyakarta, serta Jawa Timur, yaitu di Kabupaten Magetan dan di Kabupaten Bantul. Emping sebagian diekspor ke Timur Tengah dan Amerika Serikat.
Emping sebenarnya dapat pula dibuat dari berbagai bahan, asalkan bahannya mengandung cukup pati. Ada emping dibuat dari bulir jagung (oleh pengrajin di daerah di Yogyakarta) serta emping yang terbuat dari umbi teki.


Emping juga disertakan dalam penyajian bubur, gado-gado, ketoprak, dan lain sebagainya. Sebagai makanan ringan yang berdiri sendiri emping juga dijual dalam bentuk emping balado.

Emping berasal dari Melinjo, namun sebelum dibuat menjadi emping, melinjo harus melewati berbagai proses terlebih dahulu seperti pengupasan, proses sangrai dan penumbukan



Mungkin tak banyak yang pernah mendengar nama Candi Sojiwan, apalagi kalau ditanya letaknya di mana. Ya, Candi Sojiwan memang tak sepopuler Candi Prambanan, apalagi Candi Borobudur. Sebenarnya candi ini letaknya tak jauh dari Candi Prambanan, kalau jalan kaki mungkin hanya sekitar setengah jam, namun memang candi ini baru selesai dipugar pada tahun 2011, masih sangat baru dibanding candi-candi lainnya. Yang paling menarik adalah bentuk candi ini mirip Candi Prambanan, tinggi dengan bentukan seperti piramid diatasnya, namun bagian atasnya berupa stupa-stupa mirip yang ada di Candi Borobudur. Bisa dibilang candi ini seperti “perkawinan” antara Candi Prambanan dan Candi Borobudur.

 Candi ini terletak dalam kompleks yang cukup luas dengan taman yang asri dan terpelihara rapi. Ternyata memang kompleks ini baru diresmikan setelah dipugar ulang pada bulan Desember 2011 oleh Mendikbud Mohammad Nuh. Awalnya candi ini hanya berupa bangunan setengah jadi  yang terlihat seperti tumpukan batu saja. Mulai tahun 1996, candi ini direkonstruksi, namun malah runtuh gara-gara gempa bumi yang mengguncang Yogyakarta dan sekitaranya pada bulan Mei 2006. Setelah gempa, candi ini dibongkar ulang untuk kembali direkonstruksi hingga berbentuk seperti sekarang. Kompleks candi ini terletak di Desa Kebondalem Kidul, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah. Untuk memasuki candi ini, Anda cukup mengisi buku tamu dan membayar seikhlasnya. Saran saya, bayarlah paling tidak 5000 per orang seperti tarif masuk candi-candi lainnya.

 Candi Sojiwan adalah monumen dari jaman Dinasti Mataram Kuno abad VIII – X yang dibangun oleh Raja Balitung sebagai bentuk penghormatan untuk neneknya Nini Haji Rakryan Sanjiwana yang beragama Budha. Relief di kaki Candi Sojiwan memuat ajaran moral agama Budha dalam bentuk cerita binatang atau fabel. Di antara relief ini ada relief yang menggambarkan seekor kera yang menyiasati buaya sehingga bisa menyeberang sungai, mungkin mirip dengan cerita kancil yang kita kenal. Ada juga relief yang menggambarkan perlombaan antara garuda dan kura-kura.

Berjarak sekitar 1,5 km dari kompleks Candi Prambanan kita akan menemukan candi lain yang tidak kalah indah. Namanya adalah Candi Plaosan. Candi ini berada di dukuh Plaosan, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan. Terdapat dua buah candi utama yang bentuknya identik sehingga candi ini juga sering disebut sebagai candi kembar. Menurut sejarah, candi ini dibangun oleh sepasang kekasih bernama Rakai Pikatan dan Pramudya Wardhani. Keduanya memiliki latar belakang yang berbeda. Rakai Pikatan merupakan salah satu raja dari silsilah Mataram Kuno yang beragam Hindu sedangkan kekasihnya, Pramudya wardhani merupakan seorang gadis dari dinasti Syailendra yang beragama Buddha.
Jadi, Candi Plaosan ini sebenarnya merupakan perpaduan antara budaya Hindu dan Buddha.


SEJARAH 
 
 Candi Plaosan sendiri terbagi menjadi dua bagian yakni Candi Plaosan Lor dan Candi Plaosan Kidul. Jarak keduanya hanya beberapa puluh meter saja. Bangunan utama di kompleks candi ini berada di Candi Plosan Lor. Dua bangunan candi utama didampingi oleh candi perwara yang berjejer teratur di sisi sebelah timur. Sedangkan Candi Plaosan Kidul hanya berupa reruntuhan candi.

 Candi Plaosan terletak di Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten. Candi Plaosan terbagi menjadi dua komplek yaitu Plaosan Lor (lor berarti utara) dan Plaosan Kidul (kidul berarti selatan). Relief  yang ada di Candi Plaosan sangat halus dan rinci layaknya relief yang ada di Candi Borobudur, Candi Sewu serta Candi Sari.

Candi Plaosan yang beraliran Buddha ini menurut para ahli mulai dibangun pada masa Rakai Pikatan dari Kerajaan Mataram Hindu pada awal abad ke 9 Masehi. Hal ini di dukung oleh catatan De Casparis yang berpegang pada Prasasti Cri Kahulunan (842 M). Prasasti tersebut menceritakan bahwa Candi Plaosan Lor dibangun oleh Ratu Sri Kahulunan dengan suaminya. De Casparis berpendapat, Sri Kahulunan  merupakan gelar Pramordhawardani, putri dari Raja Samaratungga dari Wangsa Syailendra. Sang putri yang beragama Buddha menikahi Rakai Pikatan yang memeluk agama Hindu.

Pendapat lain mengenai pembangunan Candi Plaosan adalah pembangunan candi yang dimulai sebelum masa pemerintahan Rakai Pikatan. Anggraeini berpendapat, Sri Kahulunan merupakan ibu Rakai Garung yang memerintah Mataram sebelum Rakai Pikatan. Ia juga berpendapat bahwa pemerintahan Rakai Pikatan yang terlalu singkat tidak memungkinkan untuk membangun candi sebesar Candi Plaosan. Rakai Pikatan mendirikan candi perwara setelah masa pembangunan candi utamanya.

Di dekat candi perwara Candi Plaosan Kidul pada bulan Oktober 2003, ditemukan prasasti yang diperkirakan berasal dari abad ke 9 M. Prasasti tersebut mempunyai ukuran 18,5 x 2,2 cm yang terbuat dari lempengan emas. Prasasti ini ditulis dalam bahasa Sansekerta  menggunakan huruf Jawa Kuno. Prasasti ini belum diketahui isinya, namun menurut Tjahjono Prasodjo, epigraf yang ditugasi untuk membaca prasasti ini, ia berpendapat dari prasasti ini menguatkan dugaan bahwa pembangunan Candi Plaosan dibangun pada masa pemerintahan Rakai Pikatan.


First and foremost. Candi pertama yang bisa kamu kunjungi di Klaten tentu adalah Candi Prambanan. Sebagian besar orang mengira bahwa lokasi candi ini ada di Jogja. Sebenarnya tidak salah, hanya kurang tepat.
Lokasi detail Candi Prambanan berada wilayah perbatasan antara Kabupaten Sleman, DIY serta Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kebetulan, di kedua kabupaten tersebut terdapat kecamatan dengan nama yang sama yakni Prambanan. Kompleks candi Prambanan sendiri sangat luas. Selain bangunan candi utama yang terlihat tinggi menjulang, masih ada beberapa candi lain yang akan kita temukan di kompleks Candi Prambanan. Adapaun candi-candi di kompleks Candi Prambanan yang masuk wilayah Klaten antara lain adalah Candi Sewu dan Candi Bubrah.

 Tak bisa dipungkiri, Candi Prambanan merupakan salah satu objek wisata tersohor di tanah air. Bahkan, sebagai peninggalan Candi Hindu terbesar di Indonesia, Candi Prambanan termasuk dalam daftar situs warisan dunia yang ditetapkan oleh UNESCO.
Keunikan lainnya, secara geografis letak Candi Prambanan berada di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, tepatnya di Kabupaten Klaten dan Sleman.

Sejarah 
 Candi Prambanan merupakan candi tercantik di dunia, peninggalan Hindu terbesar di Indonesia yang terletak di kawasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Kurang lebih berjarak 17-20 kilometer di sebelah timur Yogyakarta. Candi induk pada kompleks candi Prambanan mengarah ke timur, dengan tinggi candi mencapai 47 meter. Candi Prambanan sering juga disebut dengan nama candi Roro Jonggrang.

Berdasarkan Prasasti Siwagrha, sejarah candi Prambanan dibangun pada sekitar tahun 850 Masehi oleh raja-raja dari Dinasti Sanjaya tepatnya oleh Rakai Pikatan yang kemudian diperluas oleh Balitung Maha Sambu pada masa kerajaan Medang Mataram. Pembangunannya ditujukan untuk memberi pernghormatan pada Tri-Murti yakni tiga dewa utama dalam agama Hindu. Agama Hindu mengenal Tri-Murti, yang terdiri dari Dewa Brahmana sebagai Dewa Pencipta, Siwa sebagai Dewa Pemusnah dan Wishnu sebagai Dewa Pemelihara.

Dalam Prasasti Siwagrha terdapat uraian mengenai peristiwa sejarah peperangan antara Balaputeradewa dari Dinasti Sailendra melawan Rakai Pikatan dari Dinasti Sanjaya. Balaputeradewa yang kalah melarikan diri ke Sumatera. Konsolidasi Dinasti Sanjaya inilah yang menjadi permulaan dari masa pemerintahan baru yang diresmikan dengan pembangunan gugusan candi Prambanan.
Terjadinya beberapa kali bencana alam seperti gempa bumi dan meletusnya gunung Merapi serta adanya perpindahan pusat pemerintahan Dinasti Sanjaya ke Jawa Timur telah menghancurkan kompleks candi Prambanan. Candi Prambanan dikenal kembali saat seorang Belanda bernama C.A.Lons mengunjungi pulau Jawa pada tahun 1733 dan melaporkan tentang adanya reruntuhan candi yang ditumbuhi semak belukar.

Ada banyak sekali sumber mata air di Jawa Tengah yang menjadi tempat wisata tujuan para traveller. Siapa tidak tahu Umbul Ponggok? Sebuah kolam dengan sejuta keindahan didalamnya. Jika sebelumnya traveller berbondong-bondong ingin menyelam di umbul ponggok karena indahnya isi kolam tersebut, maka kini ada destinasi baru yang bisa kamu pilih untuk bermain dinginnya sumber mata air Klaten, yakni Umbul Cokro.
 Umbul Cokro, terletak di Desa Cokro, Kecamatan Tulung, Klaten, Jawa Tengah. Tempat wisata pemandian mata air ini tak pernah sepi dari pengunjung. Selain kolam mata air yang jernih dengan nuansa kebiru-biruan saat menyelam, Udara sejuk langsung menyambut siapa saja yang datang. rimbunnya pepohonan yang mengelilingi kolam ini serta gemercik air yang mengalir deras dari Sungai Cokro menjadikan tempat ini sangat cocok untuk tujuan travellingmu.

Selain menyajikan birunya mata air Umbul Cokro, kamu bisa menikmati wahana arung jeram disini. Tersedia juga berbagai macam wahana air seperti water sliding, flying fox dan juga arena bermain anak.
Untuk fasilitas penunjang seperti kamar ganti dan bilas juga sudah tersedia di tiap sudut tempat wisata ini. Disini juga sudah terdapat warung – warung penjual makanan dan minuman, sehingga kamu nggak perlu khawatir kelaparan saat sedang berada di tempat ini.


Siapa yang tidak tahu merk air mineral paling laris dan terkenal di indonesia, Air mineral aqua adalah air mineral yang ketika masa orde baru mejadi satu-satunya air mineral yang harga nya lebih mahal daripada satu liter bensin. Tetapi darimanakah sumber air tersebut didapat?
Salah satunya adalah sumber mata air alami sigedang klaten. Bagi yang berada di wilayah jogja-jawa tengah, coba belilah satu botol air mineral aqua dan baca di botolnya. Kebanyakan yang beredar di area jawa tengah dan yogyakarta berasal  dari mata air sigedang klaten.
Di wilayah klaten memang sangat banyak terdapat umbul yang memiliki mata air yang masih alami dan sama sekali belum tercemar oleh paparan polusi limbah rumah tangga. Salah satu yang fenomenal adalah umbul ponggok yang saat ini sangat ramai di kunjungi wisatawan dan memiliki fasilitas andalan diving air tawar.
Dalam bahasa jawa umbul adalah mata air yang masih alami. Di wilayah Klaten selain umbul ponggok dan sigedang masih banyak lagi umbul-umbul yang dekat dengan umbul ponggok, Da umbul tirtomartani, umbul pluneng, umbul sususan dan masih banyak lagi. Tetapi Umbul sigedang dipilih oleh aqua sebagai sumber air karena memang memiliki kandungan mineral yang paling tinggi dan bebas polusi.

Sensasi mandi air aqua di umbul sigedang klaten

Bayangkan sebuah galon aqua yang sangat bening digunakan untuk mandi atau berendam, pasti sangat segar dan dingin, tapi harus di butuhkan berapa ratus galon untuk berendam? tetapi di umbul sigedang klaten pengunjung bisa merasakan berendam di air mineral hanya dengan mmebayar 6.000 rupiah saja.
DEngan tarif semurah itu para pengunjung sudah bebas leluasa berendam, menyelam dan menikmati kesegaran air di umbul sigedang yang memang digunakan juga sebagai sumber air untuk perusahaan air mineral aqua. Hanya saja pengunjung disini dilarang menggunakan sabun dll untuk menjaga kemurnian dan kebersihan air di umbul sigedang
Di umbul sigedang sendiri terdapat 2 umbul yang berbeda, yaitu umbul wedok dan umbul lanang. umbul wedok sendiri khusus digunakan oleh para perempuan, dan umbul lanang khusus untuk laki-laki. tetapi seiring dengan berjalan nya waktu, semua boleh mandi di kedua umbul tersebut.

Friday, September 8, 2017



Tempat wisata di klaten yaitu Umbul Manten mempunyai asal usul yang menarik. Namanya sangat unik bukan ? Umbul Manten , “manten” dalam bahasa jawa berarti “pengantin”. Ya, dulunya tempat ini digunakan untuk prosesi siraman sebelum acara pernikahan bagi para penganut adat Jawa.
Umbul Manten Konon dulunya berasal dari 2 buah sumber mata air. Dimana kedua sumber air tersebut dikenal dengan nama Umbul Peteng dan Umbul Pelem. Oleh masyarakat sekitar, dua umbul tersebut dulunya juga disebut sebagai Umbul Lanang yang berarti laki-laki dan Umbul Wadon yang berarti perempuan.
Ada banyak versi cerita mengenai kedua umbul itu, ada yang mengatakan bahwa Umbul Lanang adalah Umbul Pelem, ada juga yang mengatakan bahwa Umbul Lanang adalah Umbul Peteng. Juga ada versi lainnya yang menyatakan jika Umbul Lanang adalah Umbul Pelem sedangkan Umbul Wadon merupakan Umbul Peteng.
Dikatakan jika dahulunya Umbul Pelem ini berada tepat di tepi jalan, sedangkan Umbul Peteng sendiri berada lumayan jauh dari tepi jalan. Umbul Peteng terletak di sebelah selatan umbul Pelem, dan mengapa namanya Umbul Pelem ?. Karena konon umbul didekat umbul tersebut tumbuh pohon mangga yang dalam bahasa jawa berarti “Pelem”, dari situlah nama Umbul Pelem muncul.

Untuk Umbul manten, diceritakan konon dulunya sepasang pengantin baru yang baru saja menikah diberi petuah oleh orang tuanya untuk tidak keluar rumah menjelang senja(magrib) tiba sebelum 40 hari menikah. Namun, pasangan tersebut justru melangkah petuah orang tua mereka, sebelum 40 hari lewat mereka keluar rumah ketika senja mulai datang.
Sang suami berjala mendahului sang istri, namun ketika ia menengok ke belakang untuk mencari keberadaan istrinya ia tak menemukannya. Kejanggalan tersebut juga dialami oleh sang istri, ia tak menemukan calon suaminya yang berjalan mendahuluinya. Lokasi tempat menghilangnya dua insan tersebutlah yang saat ini dinamakan sebagai umbul manten. Lokasi dimana dua calon pengantin saling kehilangan dan tidak pernah bertemu kembali.
Entah cerita tersebut nyata atau hanya mitos, namun yang jelas adalah Umbul Manten tetap mejadi objek wisata recommended untuk anda yang menyukai wisata alam degan suasana asri nan alami. Utamanya bagi anda warga Klaten, anda harus berkunjung ke tempat ini !. Ajak kelaurga dan teman anda, rasakan sendiri kesejukan air dan udara yang bersih di sana !.


Tempat minum susu belakangan ini sudah semakin merajalela. Dari penjual susu di pinggir jalan dengan warung tenda sampai kafe – kafe yang memang menyediakan menu utama nya susu segar.
Beberapa waktu lalu ada warung susu yang baru di buka di Delanggu Klaten, bernama The Milk. Terletak di Jalan Stasiun Delanggu Nomer 94, Delanggu, Klaten, Jawa Tengah. Apabila dari arah Jalan Raya Solo menuju Jogja, Lampu Merah Perempatan Pasar Delanggu ke kiri. Bila dari arah Jalan Raya Jogja menuju Solo, Lampu Merah Perempatan Pasar Delanggu belok kanan. Kemudian lurus terus sekitar 300 meter, nanti tempat nya sudah terlihat di kiri jalan, di depan kantor penggadaian persis.

Tempat nyusu di Delanggu Klaten ini baru buka tanggal 20 September 2016 yang lalu. Waktu itu ketika menjemput keponakan aku di sekolah yang lokasi nya tidak jauh dari tkp, aku tidak sengaja melihat tempat ini sedang di tata. Kursi – kursi kayu yang menarik perhatian mata membuat aku langsung mengajak mba Cistah untuk mencicipi tempat baru tersebut. Sayang nya jam buka tempat ini dari pukul 1 siang hingga 9 malam. Saat aku datang masih pukul 10 siang. Akhir nya aku memutuskan untuk kembali datang ke tempat ini malam hari sekitar pukul setengah 7 malam.
Ketika sampai, kita bisa memarkir kendaraan di pinggir jalan. Aman kok, karena ada petugas parkir yang menjaga kendaraan baik sepeda, motor ataupun mobil yang kita gunakan. Setelah itu kami langsung memasuki tempat nongkrong baru di Delanggu Klaten ini, belum terlalu ramai karena mungkin habis hujan juga, jadi kami bisa memilih tempat duduk yang punya spot bagus untuk foto – foto. Hehehe.

Tempat ini mempunyai kursi, meja dan beberapa interior yang menggunakan bahan kayu. Di tata sedemikian rupa agar menarik dan membuat nyaman pengunjung juga. Dan yang pasti tempat ini instagram-able loh. Banyak terdapat hiasan di dinding – dinding nya.

Berikut adalah daftar menu dari The Milk Klaten




 Roti Bakar Coklat nya enak dan coklat nya pun cukup banyak. French Fries dan Nugget Goreng rasa nya standart lah. Hanya saja saos sambal yang di sajikan cukup enak rasa nya menurut aku. Kemudian kita beralih ke Spaghetti Black Papper nya, sekilas saos nya terlihat sedikit, tetapi ketika di aduk cukup membalut semua spaghetti yang ada di piring loh. Dan rasa dari Black Papper nya terasa sekali. Menggunakan spaghetti kecil yang di masak al dante. Lanjut ke Ayam Rica nya, Naaaah, menurut aku ini yang paling juara dari makanan yang kami pesan lain nya. Nasi dengan suwiran ayam yang sudah di bumbui dengan rempah pedas ini terasa sangat enak. Dan porsi nya pun  juga cukup membuat perut kenyang.




 Menurut aku, ke warung susu ngga mungkin kalo ngga nyusu dong. Saat nya mencicipi minuman nya. Aku pesan Ice Milk Green Tea, rasa nya cukup enak dan tidak membuat eneg. Green Tea nya juga terasa. Icip Ice Milk Oreo Jumbo punya krucils, rasa nya juga ngga kalah enak. Oh iya, untuk susu di The milk ini tersedia 2 pilihan ukuran, Medium dan Jumbo. Harga nya terpaut sedikit saja. Nah kalo Ice White Coffee ini rasa nya seperti minuman white coffee yang di sachetan.


Makin malam tempat ini makin ramai di datangi pengunjung yang rata – rata adalah anak muda yang berkumpul bersama teman – teman nya. Tempat yang memiliki slogan ” Take a break to enjoy your life, drink the milk ” ini memang cocok untuk di jadikan tempat ngobrol atau santai bersama teman sambil menikmati susu segar.
Untuk para anak – anak muda yang lagi nyari tempat nyusu atau tempat nongkrong asik dengan harga murah di Klaten, The Milk ini bisa menjadi salah satu pilihan nya loh.

Label

Arsip Blog Saya

Pages

Pengikut

Popular Posts